Pentingnya Adab Sebelum Ilmu

 


Saat berbicara tentang dunia pendidikan serta tujuan yang hendak dicapainya, bayangan yang ada di dalam benak sebagian masyarakat kita akan tertuju pada pengetahuan serta keterampilan anak. Barang kali hanya sebagian kecil saja yang terbersit dalam benaknya tentang lahirnya sosok individu yang memiliki akhlak mulia. Mungkin hanya orang – orang tertentu saja yang membayangkan anak – anak mereka akan tumbuh menjadi insan – insan beradab yang senantiasa memiliki sopan santun. Sementara sebagian besarnya masih “mendewakan” angka – angka di atas kertas (raport) sebagai tolak ukur atau tujuan dari diselenggarakannya proses pendidikan di lembaga – lembaga pendidikan formal.

Harapan sebagian masyarakat agar anak – anaknya dapat tumbuh menjadi insan – insan cerdas dan terampil melalui sekolah memang dapat kita terima. Setiap anak memang sudah selayaknya tumbuh dan berkembang sesuai dengan minat, bakat serta potensi yang dimilikinya. Adapun sekolah dan orangtua sejatinya sama – sama memiliki tanggungjawab yang sangat besar selama proses pendidikan tersebut. Guru bertugas mendidik anak di sekolah, sementara orangtua berkewajiban memastikan bahwa apa yang disampaikan oleh guru di sekolah benar – benar diamalkan atau dijalankan oleh anak di lingkungan rumahnya. Selain itu orangtua juga berkewajiban menciptakan lingkungan bekajar yang sehat bagi anak.

Akan tetapi, belum semua orangtua kita menempatkan pelajaran adab sebagai prioritas utama dalam proses pendidikan anak. Sebagian dari mereka masih cenderung menomorduakan pelajaran tentang adab di lingkungan rumahnya. Padahal, adab merupakan pelajaran yang harus diajarkan oleh setiap orangtua sejak dini sebelum mereka menginjak bangku sekolah. Akibatnya, anak pun tumbuh menjadi individu – individu yang “pintar”, terampil, namun tidak mampu menghargai atau berkomunikasi dengan orang lain.

Hari ini kita menyaksikan dengan mata kepala sendiri pelajar yang melakukan perundungan terhadap guru mereka, atau seorang anak yang menyeret orangtuanya ke meja hijau. Lebih dari itu, tak jarang juga kita mendengar berita tentang seorang anak yang tega menganiaya saudara atau orangtua mereka.  Semua itu terjadi akibat dari proses pendidikan yang berjalan secara parsial.

Agar anak dapat tumbuh menjadi insan – insan yang tangguh, terampil dan berakhlak mulia, diperlukan sinergi yang baik antara guru dan orangtua. Seorang guru hendaknya tidak hanya berfokus pada konten materi yang berorientasi pada pengetahuan atau keterampilan saja, melainkan menjadikan adab sebagai pondasi dalam proses pendidikan anak. Pengetahuan dan contoh (teladan) tentang adab harus menjadi bagian dari aktivitas kegiatan pembelajaran anak selama berada di lingkungan sekolah.

Demikian pula dengan orangtua di rumah, mereka berkewajiban untuk mengajarkan adab kepada anak – anaknya. Membiasakan anak berkata dan berperilaku jujur, mengajak anak menggunakan bahasa yang baik saat berbicara dengan orang yang lebih tua, serta memberikan arahan kepada anak untuk tidak menggunakan barang milik orang lain tanpa seizinnya merupakan pelajaran – pelajaran mendasar yang harus diberikan. Selain itu membiasakan anak untuk tidak memasuki kamar orangtua sebelum mengetuk pintu atau diizinkan oleh orangtua juga merupakan adab yang perlu ditanamkan sejak dini.

 

Oleh : Dra. Etin Sri Setiatin, Konsultan Keluarga

Share:

0 $type={blogger}:

Posting Komentar

Sekolah

Unordered List

Pages

Sample Text

Visitor

Flag Counter